Rabu, April 23, 2008

Ketika ku jatuh ...

Waktu kecil, seringkali kita menangis ketika jatuh karena terasa sakit. Dengan cepat sudah ada yang menolong kita, misalnya orang tua kita. Namun saat tumbuh menjadi dewasa kita menjadi enggan untuk menangis karena tidak mau dibilang cengeng. Kita lebih sering memendam kesakitan yang kita alami akibat jatuh, baik fisik maupun batin. Luka fisik lebih terlihat jelas dan relatif cepat sembuh. Namun luka batin tidaklah dapat terlihat oleh mata dan penyembuhannya juga membutuhkan waktu yang sangat lama.

Terlebih jika luka batin itu membawa kita terjatuh dalam dosa dan dosa itu-itu lagi....sulit rasanya bangkit dan terasa berat. Saat inilah kita menyadari bahwa kita butuh orang lain untuk mendampingi kita dan yang pasti kita butuh Tuhan. Memang Tuhan kita butuhkan di setiap peristiwa, namun terlebuh jika kita merasa lemah....

Saat ini aku jatuh...
Tuhan, temani aku dalam pemulihan ini dan bangunkan aku dari dosa ini....


-amen-

Selasa, April 08, 2008

Ada Tuhan Dibalik Peristiwa

Benar, jika ada pernyataan bahwa Tuhan tidak pernah tidur.
Setiap peristiwa yang kita alami (baik suka maupun duka), Tuhan pasti ada dibalik semua itu dan Dia merencanakan hal besar untuk diri kita. Bahkan ketika kita sudah melakukan dosa, Dia tetap rindu kita kembali dan Dia sudah menyiapkan keindahan yang sebelumnya tidak pernah kita bayangkan. Lalu apa yang harus kita laukan sebagai insan yang bertanggung jawab? apakah kita akan terus berbuat dosa selagi kasihNya terus mengalir? Aku punya sedikit pengalaman mengenai hal ini.

Aku ikut sebuah kompetisi di kantor dan sekarang sudah masuk ke babak semi final. Sebelum melakukan pertandingan penyisihan kedua, aku benar-benar takut dan begitu berat beban karena harapan teman kantor sangat besar. Tak henti-hentinya aku berdoa sebelum memulai dan sedikit demi sedikit muncul ketenangan dan keberanian hati. Samapi akhirnya aku sampai kepasrahan mendalam dan meyerahkan apapun hasil pertandingan itu. Aku hanya mohon supaya Dia bukakan hatiku supaya aku bisa memberikan yang terbaik untuk kemuliaanNya.

Pertandingan dimulai....dan akhirnya aku menang, masuk semi final.
Hasil yang tak pernah kubayangkan. Kegembiraan bercampur dengan penyesalan. Kegembiraan karena Dia telah sangat bermurah hati memberikan kesempatan untuk terus melaju. Penyesalan itu sangat terasa dalam perjalanan pulang. Di atas motor aku terus bernyanyi "teima kasih Tuhan" dan tak sadar menetes air mata. Semakin lama semakin deras air mata karena ingat semua dosa yang kulakukan. Dengan dosa yang sedemikian itu, Dia masih mau ebrbaik hati padaku. aku sangat menyesal dan muncul niat besar untuk memperbaiki diri demi memuliakan Dia.

Marilah kita senantiasa bersyukur dan berpasrah karena Dia tau yang terbaik untukMu....karena Dia benar-benar baik.....


-salam kasih untuk semua-